Warga Huntap Nanggung Keluhkan Air Bersih: Subuh Harus Antre, Anak-Anak pun Ikut Berebut
PORTALBOGOR.COM, NANGGUNG - Kekeringan air bersih yang terus melanda kian memperlihatkan realitas yang memilukan, khususnya kepada warga Huntap (Hunian Tetap) di Kampung Gunung Dahu, Desa Bantarkaret, Kec. Nanggung, Kab. Bogor pada Minggu, 22 September 2024.
Sudah hampir empat tahun, warga yang menjadi korban banjir bandang 2020 ini masih bergelut dengan masalah infrastruktur dasar, terutama pasokan air bersih. Kondisi ini memaksa mereka harus antre sejak subuh untuk mendapatkan air yang kian langka.
Hilda (27), seorang ibu muda dengan anak balita, adalah salah satu Keluarga Penerima Manfaat (KPM) yang merasakan langsung dampak dari krisis air ini. Dengan bahasa Sunda yang penuh keluh kesah, ia menggambarkan bagaimana setiap subuh, warga harus berebut air.
"Caina aya anu kabagian aya anu hante. Mun waktu subuh-subuh sok antre," ungkapnya pada Minggu (22/09). (Airnya ada yang dapat, ada yang tidak. Kalau subuh-subuh suka antre)
Potret kehidupan warga di Kampung Gunung Dahu, Desa Bantarkaret, menunjukkan betapa seriusnya persoalan ini. Anak-anak kecil pun terpaksa ikut terjaga di pagi buta demi membantu orang tua mereka mencari air.
"Komo sok karunya ningali anu sok ngais anak letik, subuh-subuh," kata Hilda. (Kasihan melihat anak-anak kecil yang ikut antre subuh-subuh mencari air.)
Krisis air ini hanyalah satu dari sekian banyak masalah infrastruktur yang dihadapi oleh warga setempat. Sarana Prasarana Utilitas Umum (PSU) seperti Tembok Penahan Tebing (TPT) dan Penerangan Jalan Umum (PJU) juga masih jauh dari kata memadai.
Keadaan ini memperburuk situasi warga Huntap yang seharusnya mendapatkan perhatian khusus pasca-bencana.
Warga kini hanya bisa berharap pada langkah konkrit dari pemerintah daerah untuk mengatasi krisis air bersih ini. Bukan hanya di Kampung Gunung Dahu, tetapi juga di berbagai desa di Kecamatan Sukajaya, Cigudeg, dan Nanggung yang masih merasakan dampak dari kekurangan infrastruktur dasar.
Mereka berharap adanya peningkatan fasilitas yang lebih baik dan distribusi air yang merata, agar kehidupan di kampung mereka menjadi lebih layak.
"Kami berharap segera ada perbaikan. Sulit sekali hidup tanpa air bersih," pungkas Hilda.***
(Dede Surya)