Perubahan Iklim dan Polusi Tuntut Politik Hijau
PORTAL BOGOR - Dampak perubahan iklim maupun polusi udara yang semakin serius menuntut keberpihakan politik pada upaya mitigasi gas rumah kaca terutama dari sektor energi, antara lain dengan dukungan penuh pada pembangunan energi baru dan terbarukan di seluruh Indonesia.
Environment Institute (ENVIRO) kembali mengelar Seminar Nasional bertema "Politik Perubahan Iklim dan Energi," Minggu (03/09/2022).
Kegiatan seminar yang diselenggarakan secara online dihadiri langsung Mahawan Karuniasa, pakar lingkungan Universitas Indonesia sekaligus Founder/CEO Environment Institute (ENVIRO), Bupati Tapanuli Selatan Dolly Putra Parlindungan Pasaribu serta narasumber Paul Butarbutar, Direktur Eksekutif Indonesia Center for Renewable Energy Studies (ICRES).
Dalam seminar Mahawan Karuniasa, pakar lingkungan Universitas Indonesia sekaligus Founder/CEO Environment Institute (ENVIRO) menuturkan, Melansir dari Peta Jalan Nationally Determined Contribution NDC Indonesia, memberikan catatan bahwa transisi energi Indonesia membutuhkan sekitar 3.500 triliun rupiah.
"Artinya tidak mungkin terwujud tanpa dukungan politik. Politik Hijau menjadi syarat mutlak Indonesia yang menggadang visi berdaulat, maju, dan berkelanjutan di tahun 2045," ungkapnya.
Sementara itu Bupati Tapanuli Selatan Dolly Putra Parlindungan Pasaribu, yang menyampaikan tentang manfaat pembangunan PLTA di Batang Toru.
"Akan menghasilkan energi bersih serta turut menjaga ekosistem hutan di sekitarnya karena juga membutuhkan air untuk operasinya," ungkapnya.
Sementara Narasumber lain, Paul Butarbutar, Direktur Eksekutif Indonesia Center for Renewable Energy Studies (ICRES) menggarisbawahi perlunya dukungan masyarakat pada pengembangan energi bersih.
"Selain itu konservasi satwa dilindungi seperti Orangutan dan lainnya tentunya dapat dilakukan bersamaan dengan pembangunan energi bersih," pungkasnya. (Andi Suprihadi)