Lama Tunggu Kejelasan Dari Pemkab Bogor, Warga Kiarapandak Sukajaya Penghuni Huntara Bangun Huntap Secara Swadaya
PORTAL BOGOR, Sukajaya - Sudah hampir tiga tahun duka mendalam masih dirasakan para korban terdampak bencana longsor di Kampung Nyomplong Desa Kiarapandak Kecamatan Sukajaya Kabupaten Bogor.
Terpaan hujan, angin dan panas dikeluhkan oleh para korban bencana penghuni rumah Hunian Sementara (Huntara).
Pasalnya, kondisi bangunan Huntara yang dianggap warga kurang layak dihuni mengakibatkan penghuni Huntara mudah terjangkit penyakit karena faktor cuaca yang tidak bisa diprediksi.
Warga merasa lelah menunggu kepastian Pemerintah Kabupaten Bogor, untuk relokasi hunian tetap (Huntap) Desa Kiara Pandak yang belum juga terealisasi.
Dengan demikian, warga penghuni Huntara mendapatkan dukungan dari tokoh masyarakat setempat, berinisiatif membuka lahan untuk membangun Hunian Tetap (Huntap).
Judin, salah satu penghuni Huntara mengungkapkan kekecewaanya kepada Pemkab Bogor, akibat dari janji yang belum direalisasikan.
"Ini bentuk kekecewan kami, dari menunggu sekian lamanya janji Pemerintah Kabupaten Bogor yang tak kunjung merelokasi korban bencana tiga tahun lalu, dari Huntara ke Huntap, makanya kami mulai membuka lahan sendiri" jelas Judin salah satu penghuni Huntara.
Lebih lanjut, Judin menjelaskan pembukaan lahan untuk Huntap tersebut diawali dengan perataan tanah, cut and fill yang dikerjakan secara swadaya tanpa bantuan dari Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bogor.
"Alhamdulillah sudah ada action pekerjaan cut and fill yang dikerjakan secara swadaya oleh masyarakat agar Pemkab Bogor terpukul melihat pahitnya tinggal di Huntara selama 3 tahun," ujar Judin.
Dalam kesempatan yang sama, Judin menceritakan kondisi keprihatinan keluarganya dan tetangga lain saat tinggal di huntara.
"Kondisi kami sangat prihatin, contohnya air bersih saja tidak memadai, lama-lama bisa sakit perut, bisa meninggal seolah-olah seperti dibunuh oleh pemerintah sendiri," ujarnya.
Ia juga memberikan tantangan kepada Pejabat Pemkab Bogor untuk tinggal di Huntara, agar bisa merasakan bagaimana mirisnya tinggal di Huntara.
"Silahkan saja pemerintah daerah meninjau, pahit manisnya panas kepanasan hujan kehujanan, ya itu, yang kami rasakan di Huntara Desa Kiara Pandak, sehari saja pejabat coba tinggal di Huntara, kami sangat setuju," tegasnya.
Disisi lain, Judin mengungkapkan rasa terimakasihnya kepada seluruh elemen masyarakat, yang telah mendukung kegiatan tersebut.
"Pekerjaan ini swadaya, terimakasih kepada seluruh masyarakat terutama tokoh masyarakat Kecamatan Sukajaya, dan kami akan bertanggung jawab secara bersama-sama sebagai bentuk terimakasih kami," pungkasnya. (Agus M/Ilham)