Kondisi Sungai Cikaniki Terkini, Air Coklat Pekat Diduga Akibat Pencemaran Limbah Tambang Ilegal
PORTALBOGOR.COM, NANGGUNG – Dalam tiga hari terakhir, wilayah Gunung Pongkor, Kecamatan Nanggung, Kabupaten Bogor, tidak diguyur hujan. Meski cuaca panas terik, aliran sungai Cikaniki tiba-tiba berubah warna menjadi coklat pekat, mirip dengan kondisi saat hujan deras.
Hasil penelusuran pewarta portalbogor.com pada Rabu (17/07/2024) menunjukkan bahwa beberapa titik di sungai Cikaniki, terutama di atas jembatan Kampung Leuwi Bolang, Desa Bantarkaret, yang paling dekat dengan Gunung Pongkor, terlihat berubah warna menjadi coklat pekat.
Fenomena serupa juga terlihat di dekat PT Antam dan Kampung Ciguha, yang dikenal dengan aktivitas penambang emas tanpa izin (PETI).
Dugaan pencemaran sungai Cikaniki terlihat jelas. Aliran air disebelah kanan berwarna coklat pekat, sementara sebelah kiri lebih bening.
Menurut warga setempat, pencemaran ini diduga akibat aktivitas pengolahan emas oleh PETI.
"Kalau dulu itu biasanya karena aktivitas gurandil atau penambang ilegal," ujarnya pada Kamis (18/07/2024).
Senada dengan itu, seorang wanita paruh baya mengatakan bahwa kondisi air sungai Cikaniki yang berubah warna tidak bisa digunakan.
"Gatal-gatal, nggak bisa dipakai. Paling kalau lagi agak bersih airnya buat cuci piring dan baju," jelasnya.
Warga berharap agar segera ada penanganan, mengingat aliran sungai Cikaniki ini menjadi sumber air bagi masyarakat dan pertanian.
Sementara itu, Camat Nanggung yakni AE Saefullah, mengatakan pihaknya belum menerima laporan mengenai kondisi sungai Cikaniki yang tercemar.
"Sampai hari ini belum ada laporan. Kami masih menunggu laporan dari desa," katanya pada Kamis pagi (18/07/2024).
Ia juga akan meminta Satpol PP Kecamatan Nanggung untuk memeriksa langsung ke lokasi.
"Sambil menunggu laporan, Satpol PP akan ke lokasi melakukan pengecekan," tuturnya.
Kondisi serupa pernah terjadi sebelumnya pada Rabu (02/02/2022), pencemaran sungai Cikaniki mengakibatkan ikan-ikan mati mendadak, yang diduga akibat aktivitas tambang emas ilegal.
Kejadian serupa terulang pada Kamis (20/06/2023), dimana ikan-ikan di sungai Cikaniki kembali ditemukan mati mendadak.
Kapolsek Nanggung, AKP Ade Kamsa, mengatakan pihaknya belum mengetahui pasti penyebab perubahan warna air sungai Cikaniki.
"Saya tidak tahu penyebab aliran Cikaniki berubah warna," paparnya pada Rabu (17/07/2024).
Kepala Desa Kalong Liud, Jani Nurjaman, juga menyampaikan belum menerima laporan dari warganya mengenai kondisi sungai Cikaniki yang diduga tercemar limbah berbahaya.
"Sampai hari ini belum ada laporan dari masyarakat, baik dari RT maupun RW," jelasnya.
Ia menyayangkan seringnya perubahan warna air sungai Cikaniki yang diduga karena pencemaran limbah berbahaya, mengingat warga Kalong Liud sangat bergantung pada DAS Cikaniki untuk kebutuhan air bersih.
"Kami selaku warga masyarakat yang ada di hilir DAS Cikaniki sangat menyayangkan dengan seringnya perubahan warna air tersebut," tuturnya.
Dengan memasuki musim kemarau, warga benar-benar mengandalkan aliran sungai Cikaniki untuk kebutuhan MCK dan air minum.
"Kami berharap agar semua pihak ikut menjaga dan peduli untuk menjaga air Cikaniki ini tetap bersih," pungkasnya.***
(Dede Surya)