Dilirik Koalisi Tiga Partai, Kotak Kosong Jadi Ambyar
PORTALBOGOR, Cibinong - Pelaksanaan pilkada serentak tinggal menghitung hari lagi.
Komisi Pemilihan Umum (KPU) menetapkan pendaftaran pasangan calon kepala daerah dibuka tanggal 27-29 Agustus 2024.
Wacana melawan kotak kosong yang sebelumnya memanas, kini mulai terancam gagal.
Hal ini karena koalisi Golkar, PKS dan Nasdem untuk mengusung pasangan calon kepala daerah Bupati Bogor sudah mulai mengerucut.
Kali ini, Partai Nasdem dan PKS melakukan silaturahmi politik ke kantor Partai Golkar di jalan Tegar Beriman, Cibinong, Kabupaten Bogor, Senin (12/8/2024).
"Pertemuan hari ini merupakan balasan kunjungan Partai Nasdem dan PKS yang beberapa waktu lalu, saat Partai Golkar melakukan kunjungan ke kantor mereka," ujar Ketua DPD Partai Golkar, Wawan Haikal Kurdi.
Lebih lanjut Wawan Haikal Kurdi mengatakan, pertemuan tiga partai besar Nasdem, PKS dan Golkar merupakan sebuah pernikahan tiga partai yang akan bergandengan tangan dalam Pilkada Kabupaten Bogor 2024.
"Ini bukan pertemuan pertama, namun yang kesekian kalinya. Hasil dari pertemuan ini, tentunya akan kami laporkan ke tingkat pusat atau DPP Golkar," kata pria yang akrab disapa Wanhay.
Sementara itu, dalam kesempatan tersebut, Ketua DPD PKS Kabupaten Bogor, Dedi Aroza mengatakan, komunikasi antara PKS dan Golkar cukup intens dan terjalin hubungan yang selaras.
"Bahkan kami dengan pak Jaro Ade sudah bertemu dengan para petinggi PKS di Jakarta, untuk menyamakan visi misi dalam membangun Kabupaten Bogor," kata Dedi Aroza.
Sedangkan Ketua DPD Nasdem Kabupaten Bogor, Friedrich M Rumintjap yang didampingi anggota DPR RI terpilih Asep Wahyu Wijaya (AW) mengatakan, pertemuan lanjutan antara Nasdem dengan Golkar ini semakin mengkristal untuk mengusung Jaro Ade sebagai calon bupati Bogor 2024.
"Kami mengapresiasi kang Jaro Ade yang sudah mendapatkan surat tugas dari DPP Golkar, kalau Partai Nasdem saat ini belum mengeluarkan surat rekomendasi," kata Asep Wahyu.
Bagi Nasdem, lanjut Asep Wahyu, calon yang akan mendapatkan surat rekomendasi dari Partai Nasdem sosoknya bukan hanya memiliki popularitas dan elektabilitas yang tingga, namun betul - betul orang yang paham dengan kondisi Kabupaten Bogor.
"Kang Jaro Ade bukan politisi yang baru lahir setahun dua tahun, tapi karirnya dimulai sejak beliau menjabat sebagai kepala desa pada tahun 2008 lalu hingga menjadi ketua DPRD Kabupaten Bogor 2016," jelas Asep Wahyu.
Terpisah, Wasekjen DPP Golkar, Samsul Hidayat menegaskan, pasca mengundurkan diri Ketum DPP Golkar Airlangga Hartarto tidak mempengaruhi pencalonan Jaro Ade sebagai calon Bupati Bogor dari Partai Golkar.
"Saya tegaskan, meski kondisi ditingkat DPP Golkar sedang tidak baik - baik saja, namun tidak ada rombak - merombak terkait surat tugas pak Jaro Ade sebagai calon bupati Bogor dari partai Golkar," tegas Samsul Hidayat. (***)
Jaro Ade, kotak kosong, koalisi, Asep Wahyu, Dedi Aroza, Partai Golkar, PKS, Partai Nasdem