Bumdes Kembang Kuning Dinilai Gagal Kelola Pasar Tradisional Klapanunggal, Ini Alasannya
PORTAL BOGOR, Klapanunggal - Badan Usaha Milik Desa (Bumdes) Kembang Kuning Kecamatan Klapanunggal dinilai gagal dalam mengelola Pasar Tradisional Klapanunggal tersebut.
Hal itu terlihat dari kondisi pasar yang tidak berkembang, minim pedagang serta sepi pembeli.
Kondisi ini diperparah dengan laporan dari pengurus pasar yang kerap mengaku mengalami kerugian untuk menutup pembayaran listrik dan gaji petugas kebersihan.
Kegagalan tersebut diduga lantaran tidak adanya kompetensi pengurus Bumdes Kembang Kuning dalam pengelolaan pasar.
"Kompetensi pengelolaan pasar tentunya ada pada PD Pasar, dimana seluruh instrumen pengelolaan pasar sudah dimiliki oleh PD Pasar. Kalau tiba-tiba dikelola oleh Bumdes Kembang Kuning yang tidak memiliki kapasitas dan kompetensi, ya sudah pasti akan rugi dan tidak bisa berkembang," kata Sekretaris LSM PMPL, M. Faisal.
Menurut Faisal, keberanian Bumdes Kembang Kuning mengajukan diri untuk mengelola Pasar Tradisional yang dibangun dari dana APBN dan APBD tersebut, merupakan tindakan spekulatif.
Apalagi dalam prakteknya proses pengelolaan pasar tidak dilengkapi dengan perencanaan dan manajemen yang matang.
"Mengelola pasar itu tidak mudah, banyak instrumen yang harus dipenuhi mulai dari modal, manajamen hingga sumber daya manusia yang kompeten. Kalau semua itu tidak dilengkapi ya maka wajar saja kalau nanti pasar justru akan bangkrut," tukasnya.
Lebih jauh Faisal mengatakan, kondisi pengelolaan Pasar Klapanunggal yang saat ini sudah mengalami stagnan harus segera diantisipasi.
Salah satunya adalah dengan mengembalikan pengelolaan pasar kepada PD Pasar sebagai badan usaha yang paling kompeten.
"Kembalikan lagi pengelolaan Pasar ke PD Pasar sebagai badan usaha yang kompeten. Jangan sampai aset pemerintah ini tidak bermanfaat dan mubazir. Karena pembangunannya saja sudah menghabiskan dana rakyat milyaran rupiah," kata Faisal.
Salah satu pengurus Pasar Tradisional Klapanunggal, Abuy mengatakan, semenjak dikelola Bumdes, Pasar Tradisional tidak mengalami kemajuan yang signifikan, justru sebaliknya pihak pengelola banyak mengalami kerugian.
"Kami pengelola tidak ada anggaran. Untuk operasional saja sudah rugi, biaya habis untuk bayar listrik dan bayar petugas kebersihan,"
singkat Abuy. (**/Taupik)